Sabtu, 12 Oktober 2013

Manusia dan Kebudayaan

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas masalah kebudayaan manusia yang sudah mulai ditinggalkan. Topik kebudayaan yang saya ambil adalah kebudayaan di suku Dayak.

Kalian tau suku Dayak kan?

Baik, disini ada penjelasan sedikit mengenai suku dayak.


Dayak atau Daya (ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah nama yang oleh penduduk pesisir pulau Borneo diberi kepada penghuni pedalaman yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei, Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan). Ada 5 suku asli Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Tidung dan Paser. Menurut sensus BPS tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Indonesia dikelompokan menjadi tiga yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia (268 suku bangsa) dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar). Dahulu, budaya masyarakat Dayak adalah Budaya maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya.
Ada yang membagi orang Dayak dalam enam rumpun yakni rumpun Klemantan alias Kalimantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju dan rumpun Punan.

Suku dayak mempunyai banyak sekali ragam budaya. Dari tariannya, makananya, kerajinan tangannya, dan lain-lain. Tapi sayang sekali budaya ini sudah mulai ditinggalkan terutama oleh generasi muda. 
Masyarakat suku dayak terutama di pedalaman Kalimantan Barat , telah terjadi pergeseran nilai di kalangan pemuda-pemudi suku dayak. Ini adalah beberapa hal yang mulai di tinggalkan oleh generasi muda suku dayak :
  • Generasi muda suku dayak banyak sudah tidak mengetahui membuat anyaman bambu untuk membuat tas, bakul, tempat nasi yang tersisa hanya kaum tua saja yang bisa melakukannya.
  • Kaum muda dayak sudah kurang peduli dengan tari-tarian dayak yang mengetahui hanya kaum tua saja.
  • Kaum muda dayak banyak tidak bisa membuat anyaman bambu yang biasa di kenal dengan “takalang” yang di gunakan oleh suku dayak ke hutan yang di panggul menggunakan kepala, yang membuatnya hanya kaum tua saja.
  • Saat ada acara ritual suku dayak biasanya menggunakan budaya-budaya pantun dan bahasa khusus ritual tapi hal ini mulai tidak ada kaum muda dayak bisa melakukannya.
  • Saat ritual yang awal hanya menggunakan “air fermentasi beras” untuk menambahkan stamina saat ritual namun sekarang mulai tergantikan dengan arak atau minuman keras yang biasaya di lakukan oleh kaum mudanya dan sekarang penggunaan air suling fermentasi beras sudah digantikan dengan arak yang memabukkan sehingga kadangkala ritual yang di lakukan berubah menjadi area mabuk-mabukan dan keonaran.
  • Pemberian nama anak sudah di lakukan dengan nama-nama modern seperti Anita, Rofik, Febri dan lain-lain. Kaum muda dayak sudah malu memberikan nama anak yang menunjukkan identitas dayaknya seperti nama Tilung, Acun, Suhai, Nuam, Tuling, Muntin dan lain-lain. Padahal nama menunjukkan identitas suatu budaya.
  • Budaya bertani padi sudah mulai di tinggalkan kaum muda padahal dahulu suku dayak mempunyai ketahanan pangan, mereka tidak pernah membeli beras. Kebutuhan pangannya/beras biasanya di penuhi dengan cara bercocok tanam padi hampir tidak ada lagi kaum muda dayak yang mampu bercocok tanam padi, yang melakukan tinggal segelintir kaum tua.
  • Kaum muda dayak mulai tidak tertarik dengan praktek-praktek perdukunan yang pengobatan dengan mengunakan obat-obatan alami sehingga sangat jarang kaum muda yang menguasai ilmu-ilmu pengobatan dayak yang berdasarkan obat alami.

Ini adalah potret realita yang terjadi di kalangan kaum muda suku dayak sangat mungkin ke depan akan hilang budaya luhur dayak seperti hilangnya budaya aztek dan suku maya inca dari muka bumi. Kebudayaan dayak terbentuk dari proses yang panjang dengan segala kearifan lokalnya dan juga budaya-budaya yang mengajarkan menyatu dengan alam dan memanfaatkan alam sebagai dasar pembentukkan kebudayaannya. Jika budaya dayak ini tidak lagi menarik bagi kaum mudanya maka tinggal menunggu waktu hilangnya kebudayaan ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi manusia terutama generasi muda meninggalkan budayanya mereka masing-masing ada 2, yaitu faktor eksternal dan internal. 

Faktor eksternal pasti berhubungan dengan lingkungan luar selain keluarga. Nah, pengaruh Globalisasi itu ada baiknya dan ada buruknya. Tapi pengaruh Globalisasi untuk warga negara Indonesia lebih cenderung buruk. Karena merekapun tidak bisa memanfaatkan globalisasi dengan sebaik-baiknya. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa bahkan budaya antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan.

Faktor internal dimulai dari lingkungan keluarga. Terutama orang tua yang mendidik anak-anak mereka mulai dari kecil. Pada saat mereka masih kecil, otak alam bawah sadar mereka bekerja 80%, sisanya 20% itu alam sadar mereka pada saat mereka beranjak dewasa. Maka dari itu jika dari awal orang tua sudah salah mendidik anak-anak mereka, maka jika ia besar pengaruhnya akan berdampak sekali negatif. Contoh : Pada waktu kecil, si Anak memegang sejumlah uang logam. Ada beberapa orang tua yang melarang dan mengatakan "Jangan nak, kotor!!!". Hal seperti ini akan membuat si anak menjadi pemboros. Mengapa? Karena di dalam otak alam bawah sadar mereka tertanam bahwa uang itu kotor. Maka si anak akan mengeluarkan uang terus. 

Pemerintah harusnya ikut berperan untuk mengatasi hal-hal seperti ini. Tetapi, kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Karena sebagai warga negara yang baik kita juga harus membantu. Bukan hanya memberi kritik saja. 
Sebenarnya banyak sekali upaya-upaya kita generasi muda memperkenalkan berbagai macam budaya di Indonesia. Mungkin dengan seminar atau acara apapun mengenai budaya. Menurut saya dengan cara ini tidak membantu 100%. Bahkan sulit sekali dibenahi. Apalagi suku dayak di pedalaman. Ini sangat jauh dari pemikiran. Dari generasi muda suku dayaknya pun hampir tidak mengerti dengan kebudayaan mereka sendiri. Dari faktor eksternal dan internal diatas, menurut saya yang sangat berpengaruh itu adalah faktor internalnya. 

Untuk faktor eksternalnya mungkin akan terbantu dengan mengadakan ajang unjuk bakat tingkat nasional dari budaya masing-masing. Dan pesertanya generasi muda. Mau tidak mau, mereka akan belajar dan menampilkan yang terbaik demi mengharumkan budaya mereka sendiri.

Sumber Referensi : 
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/03/budaya-dayak-mulai-ditinggalkan-oleh-generasi-muda-468778.html





Sabtu, 05 Oktober 2013

Pengertian Kebudayaan dan Unsur-unsur Kebudayaan

Assalamu'alaikum Wr Wb

Semangat Pagiiii..


Saya mau share nih tentang kebudayaan. Mulai dari pengertiannya, unsur-unsurnya dan alasan kenapa kita harus mempelajari tentang budaya. Yuk di simak baik-baik :)


Kenapa sih harus membahas tentang kebudayaan?. Saya yakin sekali banyak orang-orang yang belum terlalu peduli dengan kebudayaan. Kebudayaan itu sangat penting loh. Di dunia ini banyak sekali berbagai macam kebudayaan. Apalagi di negara kebanggaan kita sendiri yaitu Indonesia. Seperti yang kita ketahui juga bahwa kita ini makhluk sosial. Kita butuh bantuan orang lain dan orang lain pun juga butuh kita. Kita juga butuh interaksi atau pun bersosialisasi. Untuk itu kita perlu mempelajari kebudayaan agar kita dapat menghargai dan menghormati satu sama lain. 


Pengertian Kebudayaan 





Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.


Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. 


Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan.  



Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat bila ada rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan benda-benda yang ada dalam lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai oleh para warga masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan dan hasil kelakuan yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan kelangsungan hidup mereka sebagai makhluk sosial dapat tetap mereka pertahankan.

Unsur-unsur Kebudayaan

Dari beberapa pendapat ahli yang mengemukakan tentang unsur-unsur kebudayaan, ada 7 Unsur-unsur kebudayaan secara universal, yaitu :
1. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap saja manusia memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa untuk berorganisasi dan bersatu.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
3. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
4. Kesenian 
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
5. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
Nah gimana pendapat dan pandangan kalian setelah baca tentang kebudayaan diatas?. Betapa pentingnya kita mempelajarinya. Maka dari itu mulai dari sekarang kita harus membuka wawasan kita tentang berbagai macam kebudayaan yang dimiliki oleh setiap individu. Dan kita juga harus mempelajari ilmu budaya dasar itu sendiri.
Mengapa harus??
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). 
Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.

Saya sebagai Mahasiswa Teknik juga menyadari pentingnya ilmu budaya dasar. Apalagi ketika nanti saya sudah masuk dalam dunia pekerjaan, saya harus bisa mempelajari dan menelaah berbagai masalah manusia dan budayanya. 

Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan melalui industri. Oleh sebab itu, tepat momentumnya jika kita merenungkan masalah teknologi, menginventarisasi yang kita miliki, memperkirakan apa yang ingin kita capai dan bagaimana caranya memperoleh suati teknologi yang kita perlukan itu, serta mengamati betapa besar dampaknya terhadap transformasi budaya kita. 

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal beberapa macam teknologi tradisional (disebut juga sistem teknologi dan peralatan), yaitu:

*) alat-alat produktif 
*) senjata
*) makanan
*) pakaian
*) tempat berlindung dan perumahan
*) alat-alat transportasi
Semoga yang saya sampaikan melalui blog ini dapat bermanfaat buat teman-teman semua. Dan teman-teman juga dapat menerapkan dan memberikan informasi penting ini kepada banyak orang. Terimakasih atas perhatiannya. 



                 : yanuirdianto.wordpress.com
                 : id.wikipedia.org
                 : http://kanssayuwelga.wordpress.com