ELSA MASYITA
NASABKHAN / 4ID01 / 32413879
TUGAS 1
ETIKA PROFESI
1.
Karakter-karakter tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari
Ada
Etika deskriptif dan normatif. Etika deskriptif merupakan etika yang berbicara
tentang suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat misalkan
adat istiadat, kebiasan, hal yang dianggap baik/buruk, dan tindakan yang
boleh/tidak boleh dilakukan. Karakter yang tidak beretika dari etika deskriptif
berarti karakter-karakter yang bertentangan dengan hal yang sudah membudaya
dalam kehidupan masyarakat. Misalkan anak perempuan yang keluar malam-malam.
Dalam budaya masyarakat tertentu hal ini dianggap tidak baik atau tidak
beretika. Selain etika deskriptif ada juga etika normatif.
Etika
normatif merupakan etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku
seperti kejujuran, kedisplinan, loyalitas dll. Karakter yang tidak beretika
pada etika normatif adalah karakter yang berlawanan dengan etika normatif
seperti berbohong, tidak disiplin dsb.
Tidak menaati peraturan yang
ditetapkan oleh Fakultas dan Para Dosen yang mendidik kita. Karakter yang
keempat yaitu tidak menaati peraturan yang ada contohnya seperti larangan
merokok dalam gedung namun masih banyak mahasiswa yang melanggar peratiran
tersebut.
Karakter pemarah, sesorang
yang cenderung memiliki sifat pemarah seringkali tidak dapat mengkontrol
dirinya sehingga akan menimbulkan beberapa kerugian baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
Berbohong dalam segala hal. Karakter kedua
yaitu berbohong, sikap tidak beretika ini memiliki sikap tidak jujur terhadap
diri sendiri akan kemampuannya. Sikap berbohong ini akan menyebabkan
ketergantungan dan dapat mengulangi kesalahannya tersebut.
Berperilaku tidak sopan dan santun dalam
bergaul di lingkungan kampus dan di masyarakat umum. Karakter berperliaku tidak
sopan dan santun sangat tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari karna tidak
akan manifestasi dari kedewasaan dalam berfikir maupun bertindak. sehingga
orang lain akan memandang rendah terhadap dirinya sendiri.
Plagiat, menyontek dalam segala hal. Karakter
yang ketiga yaitu prilaku yang tidak beretika dimana melanggar mkode menjunjung
tinggi kejujuran ilmiah dengan tidak menaati kaidah keilmuan yang berlaku
seperti menyontek, plagiat, memalsu tandatangan kehadiran.
Melanggar peraturan lalu lintas. Banyak para pengendara baik mobil maupun motor yang menghiraukan setiap aturan yang ada dalam berkendara. Dengan tidak menggunakan perlengkapan safety sebaiknya ataupun tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan bahkan mengancam keselamatan individu maupun pengguna jalan lainnya.
Melanggar peraturan lalu lintas. Banyak para pengendara baik mobil maupun motor yang menghiraukan setiap aturan yang ada dalam berkendara. Dengan tidak menggunakan perlengkapan safety sebaiknya ataupun tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Hal tersebut dapat mengganggu kenyamanan bahkan mengancam keselamatan individu maupun pengguna jalan lainnya.
Membuang sampah sembarangan.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki etika tidak baik, terutama
dalam memperhatikan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan. Banyak dari
mereka ketika membuang sampah berkata “Cuma sedikit, gak kenapa-kenapalah..”, padahal
pada kenyataannya sedikit sampah tapi dari ribuan jiwa bisa jadi bukit juga.
Salah satu dampak dari membuang sampah sembarangan yaitu mengakibatkan banjir.
Masyarakat yang tadinya membuang sampah sembarangan ketika terjadinya banjir,
banyak dari mereka malah menyalahkan pemerintah yang tidak baik dalam mengatasi
kotanya.
Berbicara kasar di depan umum.
Hal tersebut dianggap tidak beretika karena jika berbicara kasar kepada
seseorang di depan umum berarti tidak menghargai orang tersebut. Selain itu juga
tidak mempedulikan kondisi lingkungan sekitar. Berbicara kasar juga membuat
diri kita sendiri dipandang sebagai seorang yang tidak baik oleh orang yang
mendengarkan
2.
Aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja sebagai seorang sarjana
Teknik Industri.
Tidak bertanggung jawab. Sikap tidak beretika
profesional seperti ini menyebabkan terhambatnya tujuan perusahaan serta
merugikan rekan kerja lainnya karena harus mengerjakan ulang pekerjaan yang
ditangani asal-asalan.
Tidak menghargai pekerjaan
ataupun pendapat pekerja lainnya. Hal seperti ini sangat tidak beretika
profesional dalam melakukan pekerjaan. Membangun hubungan yang baik dengan
karyawan atau pekerja lainnya, dengan menghargai setiap pekerjaannya ataupun
pendapatnya seseorang. Hal tersebut apabila tidak dipedulikan akan membuat
suasana kerja tidak nyaman karena adanya rasa persaingan.
Tidak jujur. Contohnya adalah
agar mendapatkan keuntungan yang lebih dari hasil kerja tidak mengambil barang
yang merupakan milik perusahaan dan menjualnya keluar.
Tidak tepat waktu. Datang
maupun pergi tidak dalam waktu yang tepat. Dalam dunia kerja ketepatan waktu
adalah hal terpenting, sehinga orang yang terbiasa tidak tepat waktu dalam
bekerja akan diperhitungkan dalam penilaiannya dan terancam di PHK karena telah
membuat perusahaan rugi.
Menghina dan menghujat hasil
pekerjaan orang lain karena pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan
harapan. Meskipun hasil pekerjaan tersebut mengecewakan, namun kita tidak boleh
menghujat atau menghina hasil pekerjaan tersebut. Sebagai pekerja professional
menghargai pekerjaan orang lain adalah penting, karena dengan menghargai, kita
dapat dihargai.
3.
Jelaskan pentingnya memahami etika profesi untuk sarjana teknik industri!
Etika profesi diartikan sebagai sikap
menegakkan aturan-aturan yang disepakati sesuai dengan batasan-batasan dalam
melakukan pekerjaan, berdasarkan keterampilan maupun pengetahuan khusus.
Sehingga sangat penting untuk sarjana teknik industri dalam memahami etika
profesi yaitu untuk menjadi seorang yang bertanggung jawab dalam menjalankan
setiap pekerjaannya. Selain itu juga mengajak orang bersikap kritis dan
rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
4.
Organisasi profesi yang relevan untuk Prodi Teknik Industri selain PII
Terdapat beberapa
organisasi profesi teknik industri, diantaranya adalah
Ikatan Sarjana Teknik dan
Manajemen Industri (ISTMI). ISTMI sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu
Teknik Industri (TI) dan Manajemen Industri (MI) di Indonesia lahir pada
tanggal 22 Nopember 1986 di Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari atas
pertimbangan bahwa profesi TI dan MI telah diterima di kalangan yang sangat
luas sejak masuknya disiplin sekitar 16 tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah
menembus batas-batas konvensional keteknikan atau keindustrian.
IIE (Institute of Industrial
and System Engineering). Institute of Industrial Engineers (IIE) adalah lembaga
profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung profesi teknik
industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas dan
produktivitas.
BKSTI (Badan
Kerjasama Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri
Indonesia). BKSTI sebagai forum kerjasama antar
penyelenggara pendidikan tinggi teknik industri se Indonesia. Tujuan dan Hasil
yang diperoleh dari acara tersebut diantaranya adalah sebagai wadah bagi
pemangku kepentingan penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri dalam
mendukung komunikasi dan perumusan ide-ide inovatif, kreatif dan bernilai
tambah, sebagai wadah bagi peneliti dan praktisi teknik industri dalam berbagi
pengetahuan, penelitian, dan pengalaman.
Perhimpunan Ergonomi Indonesia
(PEI). Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) adalah organisasi profesi tingkat
nasional yang beranggotakan para pakar, pemakai dan peminat. Ergonomi di
berbagai bidang yang bersama-sama berhimpun dalam suatu wadah untuk menggalang
kemampuan dalam bidangnya masing-masing, membina ergonomi baik dalam keilmuan
maupun dalam pemakaiannya sehingga potensi ergonomi dalam Pembangunan Nasional
dapat lebih digali dan diwujudkan secara nyata. PEI bertujuan untuk
mengembang serta menerapkan iilmu ergonomi dalam berbagai
kegiatan teknologi, industri dan berbagai
kegiatan lain yang menuntut pendekatan ergonomis, dengan
sasaran mencapai keselarasan hubungan timbal-balik antara manusia, alat dan
lingkungannya, serta untuk menjaga keseimbangan hubungan unsur-unsur fisikal,
sosial, psikologikal bagi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik.
5.
Organisasi Profesi Beserta Kode Etik yang Relevan dengan Bidang Teknik Industri
Berikut ini adalah berbagai organisasi
profesi yang relevan dengan Teknik Industri :
a.
E-Mailing
list Group Komunitas Teknik Industri Indonesia (KTII)
Grup milis ini adalah wadah
terhimpunnya komunitas profesi Teknik Industri dan merupakan wahana dan media
komunikasi, diskusi dan silaturahmi. KTII dibentuk oleh 3 pilar organisasi
profesi dengan latar belakang Teknik Industri yaitu BKTI-PII (Badan KeJuruan
Teknik Industri – Persatuan Insinyur Indonesia), BKSTI (Badan Kerjasama
Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri) dan ISTMI (Ikatan Sarjana
Teknik Industri dan Manajemen Industri), bertujuan untk membangun dan
mengembangkan keprofesian di bidang Teknik Industri.
b.
IIE
(Institute of Industrial and System Engineering)
Institute of Industrial Engineers
(IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung
profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas
dan produktivitas. Lembaga ini didirikan pada 1948 dan disebut American
Institute of Industrial Engineers sampai 1981, ketika nama ini diubah untuk
mencerminkan basis keanggotaan internasionalnya. Anggota termasuk mahasiswa
baik dan kaum profesional. IIE menyelenggarakan konferensi regional dan
nasional tahunan di Amerika Serikat. IIE bermarkas di Amerika Serikat di Norcross,
Georgia, pinggiran yang terletak di timur laut Atlanta.
c.
Perhimpunan
Ergonomi Indonesia (PEI)
Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI)
adalah organisasi tingkat nasional yang beranggotakan para pakar, pemakai dan
peminat ergonomi di berbagai bidang yang bersama-sama berhimpun dalam satu
wadah untuk menggalang kemampuan dalam bidangnya masing-masing membina ergonomi
baik dalam keilmuan maupun dalam pemakaiaanya sehingga potensi ergonomi dalam
pembangunan Nasional dapat lebih berkembang. PEI didirikan pada tanggal 10
Oktober 1987 di Gedung Laboratorium Teknolobi 111 Institut Teknologi Bandung.
PEI bertujuan untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu ergonomi dalam berbagai
kegiatan teknologi, industri dan berbagai kegiatan lain yang menuntut
pendekatan ergonomis dengan sasaran mencapai keselarasan hubungan timbal balik
antara manusia, alat dan lingkungannya. Selain itu untuk menjaga keseimbangan
hubungan unsur-unsur fisikal,sosial, psikologikal bagi peningkatan kualitas
hidup yang lebih baik.
d.
ISTMI
(Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia)
ISTMI
sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu Teknik Industri (TI) dan
Manajemen Industri (MI) di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember 1986 di
Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari atas pertimbangan bahwa profesi TI
dan MI telah diterima di kalangan yang sangat luas sejak masuknya disiplin
sekitar 16 tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah menembus batas-batas
konvensional keteknikan atau keindustrian.
e.
Perhimpunan
Ahli Teknik Indonesia (PATI)
PATI
merupakan suatu wadah pembinaan profesi para ahli teknik dalam pembangunan
nasional, yang didirikan di Jakarta pada tanggal 25 Juni 1985.PATI berdiri
berdasarkan PANCASILA dan merupakan Organisasi profesi Keteknikan non-politik dan tidak
berafiliasi dengan Organisasi Sosial. PATI didirikan denMelaksanakan maksud
untuk persatuan pembinaan profesi para ahli teknik dalam pembangunan nasional.
Serta menghimpun segenap Ahli teknik Indonesia dalam usaha meningkatkan
produktifitas nasional.
Kode Etik Profesi Berdasarkan
Organisasi Profesi Yang Relevan Dengan Teknik Industri.
Sarjana Teknik Industri diarahkan untuk memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang kuat dan sistemik dengan pendekatan
multi-disiplin tentunya dalam kerangka keilmuan teknik industri. Keilmuan
teknik industri sendiri merupakan keilmuan teknik yang unik karena telah
mengandung pendekatan multi-disiplin dalam pendefinisian keilmuannya. Suatu
penguasaan pengetahuan di bidang tertentu disebut juga kepakaran. Ada juga yang
mengatakan bahwa kepakaran merupakan pemahaman yang luas dari tugas atau
pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman.
Sedangkan kepakaran seorang sarjana teknik industri dapat dikatakan sebagai
keahlian khusus (kompetensi) yang harus dimiliki seorang sarjana teknik
industri. Seorang professional teknik industri seringkali membanggakan
kompetensinya dalam berbagai hal mulai dari proses perancangan produk,
perancangan tata-cara kerja sampai dengan mengembangkan konsep-konsep strategis
untuk mengembangkan kinerja industri.
Pada dasarnya, ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke
dalam tiga bidang keahlian, yaitu :
1.
Sistem Manufaktur. Bidang ini
memanfaatkan pendekatan Teknik Industri untuk peningkatan kualitas,
produktivitas, dan efisiensi sistem integral (manusia, mesin, material, energi,
dan informasi) melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian,
pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek
manusia dan lingkungan kerjanya.
2.
Bidang keahlian Manajemen Industri.
Bidang ini cenderung bergerak ke arah persoalan-persoalan yang bersifat makro
dan strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak ada lagi
bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lini produksi (sistem produksi)
ataupun manajemen produksi/industri; melainkan sudah beranjak ke persoalan
diluar dinding-dinding pabrik.
3.
Bidang keahlian Sistem Industri dan
Tekno-Ekonomi. Bidang ini memanfaatkan pendekatan Teknik Industri untuk
meningkatkan daya saing sistem integral (tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi,
teknologi, dan infrastruktur) yang berinteraksi dengan komunitas bisnis,
masyarakat, dan pemerintah.
Sementara itu berdasarkan BKSTI terdapat beberapa
standar kompetensi lulusan teknik industri, yaitu:
a)
Memahami dan mampu memakai alat
analitis dan komputasional
b)
Memahami dan mampu melakukan
pengumpulan dan pengolahan data serta merancang eksperimen dan menganalisis
data hasil eksperimen
c)
Mampu merancang sistem integral yang
terdiri dari manusia, material, informasi, peralatan dan energi serta menentukan
performansinya dengan pendekatan system
d)
Mampu mengidentifikasikan dan
memformulasikan masalah perbaikan dalam sistem integral dengan menggunakan
pendekatan system
e)
Mampu mencari solusi dari masalah
yang diformulasikan
f)
Mampu membuat keputusan untuk mengimplementasikan
hasil-hasil pemecahan masalah dan mempunyai wawasan luas sehingga dapat
memahami dampak terhadap konteks sosial, lingkungan, lokal maupun global
g)
Mampu beradaptasi terhadap teknik
dan alat analisis baru yang diperlukan dalam menjalankan profesi
keteknikindustriannya
h)
Mampu berkomunikasi dengan efektif
i)
Mampu bekerja sama dalam tim secara
efektif baik sebagai pemimpin maupun anggota
j)
Memahami dan menyadari tanggung
jawab profesi dan etika.
Sedangkan tanggung jawab profesi yang lebih spesifik
seorang professional diantaranya:
a)
Mencapai kualitas yang tinggi dan
efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil kerja profesional.
b)
Menjaga kompetensi sebagai
profesional.
c)
Mengetahui dan menghormati adanya
hukum yang berhubungan dengan kerja yang profesional.
d) Menghormati
perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.
Refrensi Sumber Jawaban
http://galangal-ayyubi.blogspot.co.id/2014/06/tugas-etika-profesi.html